SOSIAL BUDAYA HUKUM : VIDEO HEBOH LUNA MAYA-ARIEL
Video mesum berdurasi hampir 9 menit menghebohkan Indonesia karena dari sekian banyak video mesum yang bermunculan belakangan, yang menadi "pemeran utamanya" mirip dengan artis Luna Maya dan Ariel yang sedang naik daun. Menjadi sangat heboh karena "pemeran utama" video itu merupakan sosok yang banyak dilihat atau disaksikan oleh orang Indonesia. Mereka menjadi perhatian dan kini menjadi "over" perhatian yang tidak mungkin akan berlanjut ke proses hukum
Dari "kasus" tersebut kita bisa melihat sebuah contoh terwujudnya sebuah istilah "kesempatan dalam kesempitan". Kesempatan yang dimiliki oleh kompetitor, orang yang iri, orang yang perhatian menjadi sangat luas. Di pihak "kesempatan" ini berbagai motivasi bermunculan dan menunjukan sisi asli seseorang (orang Indonesia : Bukan OI-nya Iwan Fals).
Berita tadi pagi (08/06/2010) telah menghancurkan nama dua orang artis kondang, dan menaikan nama lain yang sedang "meredup". Seorang "pengacara selebritis" (entah pengacara atau selebritis) yang mengatasnamakan sebuah LSM kini lebih dikenal karena berani mengadukan "video mesum" dan pemainnya ke POLRI (Kepolisian Republik Indonesia) untuk diusut. Dari nada bicara "pengacara selebritis" tersebut ia hampir yakin (80% barangkali) bahwa Luna Maya dan Ariel merupakan aktor dan artis yang membintangi video mesum tersebut (kayaknya "pengacara selebritis" tersebut sudah menontonnya, entah dapat dari mana). Yang jelas mengedarkan barang yang berbau pornografi merupakan salah satu tindak kejahatan (kecuali dalihnya menyelamatkan barang bukti barang kali).
Itu merupakan salah satu "kesempatan" untuk menaikan nama seseorang, entah itu dari kalangan apapun, asal ia berani tampil di TV dan "loncat" mendahului manuver yang mungkin juga bisa dilakukan orang lain.
Dilain pihak, "kesempitan" mulai menggencet artis Luna Maya dan Ariel, plus keluarga besarnya (jika punya keluarga besar), walaupun di Indonesia "masih" menganut slogan "praduga tak bersalah" tetapi secara moril (entah itu merupakan perbuatan keduanya atau bukan) mereka yang masuk kepada golongan "kesempitan" ini telah "bersalah" dan "hancur berkeping-keping".
Anyway... bagaimanapun juga, seperti apa yang dikatakan Ceu Dedeh (ustadzah yang mengasuh salah satu acara siraman rohani di stasiun tv nasional), kita sebagai makhluk tuhan yang diciptakan sesempurna-sempurnanya sudah seharusnya dapat memilih dan memilah tentang berbagai hal, untuk dijadikan contoh atau cerminan diri kita.
kayaknya ada yang mau jadi jutawan dari penderitaan orang lain....
ReplyDelete